Sapi adalah
hewan ternak anggota suku
Bovidae dan anaksuku
Bovinae. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan
Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan
susu dan
dagingnya sebagai
pangan manusia. Hasil sampingan, seperti
kulit,
jeroan,
tanduk, dan
kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak
alat transportasi, pengolahan lahan tanam (
bajak), dan alat industri lain (seperti peremas
tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.
Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai
Auerochse atau
Urochse (dibaca
auerokse,
bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah:
Bos primigenius[1]), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Namun, terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang keturunannya didomestikasi, termasuk
sapi bali yang juga diternakkan di Indonesia.
Salah satu tips cara memberi pakan sapi adalah dengan mengatur jam pakan yaitu dengan memberikan pakan sapi pada jam-jam tertentu saja dan tidak diubah-ubah. Sebagai contoh saat pakan pagi adalah jam 07.00 wib dan makan Sore jam 14.00 wib. Maka saat memberikan pakan usahakan selalu tepat pada jam-jam tersebut, hal ini akan merangsang sapi untuk terbiasa makan pada jam tersebut dan pakan yang diberikan bisa benar-benar dikonsumsi sapi dan sapi akan makan dengan lahap. Jika ada sisa pakan sebelum saat pemberian pakan berikutnya, sebaiknya sisa pakan tersebut diambil sehingga sapi tidak akan makan lagi sebelum jam makan berikutnya. Hal ini dimaksudkan saat pemberian pakan berikutnya sapi sudah dalam keadaan benar-benar lapar sehingga akan makan dengan lahap dan pakan sapi tidak banyak tersisa.
2.Memberi Suplemen Pada Pakan Sapi
Bagaimana agar sapi cepat gemuk dan sehat? Karena kadang sapi sudah lahap makan tetapi kondisi tubuhnya tetap kurang gemuk. Hal ini bisa disebabkan karena mungkin pakan sapi yang diberikan masih kurang memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi harian sapi. Atau mungkin juga karena penyerapan pakannya saat proses metabolisme tubuh kurang sempurna. Jika ini yang terjadi makan sebaiknya anda memberikan suplemen untuk sapi anda.
3.Memilih Suplemen Yang Bagus
Beberapa ciri suplemen yang baik untuk sapi adalah jika bisa memenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini:
- Menambah kandungan asam - asam lemak didalam rumen / lambung ternak.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN).
- Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan ternak.
- Meningkatkan nafsu makan.
- Mengurangi kandungan kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran
- Produk alami aman untuk ternak dan lingkungan
- Meningkatkan kuantitas (peningkatan Average Daily Gain /ADG bagi sapi dan peningkatan bobot panen bagi ayam) - kualitas daging (mengurangi kandungan kolesterol) - kesehatan ternak (mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit).
- Memacu enzim - enzim pencernaan ternak.
- Memberikan mineral - mineral esensial maupun non esensial.
- Memberikan berbagai macam nutrisi alami untuk pertumbuhan ternak ( protein, lemak, vitamin, dsb.).
1.Sapi susu atau
sapi perah adalah
sapi yang dikembangbiakan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan
susudalam jumlah besar. Sapi susu adalah varietas dari spesies
Bos taurus.
[1]
Dalam sejarahnya, sapi penghasil susu dan
sapi pedaging tidak memiliki perbedaan mencolok, dengan induk yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan sapi yang menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Saat ini, pengembang biakan sapi lebih terspesialisasi dengan
seleksi buatan untuk mendapatkan sapi varietas khusus yang mampu menghasilkan susu dalam jumlah besar
2. Sapi LIMOUSIN (Diamond Limousine)
Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental.
Secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur.
Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.
3. Sapi PO (Peranakan Ongole)
Sapi PO (singkatan dari Peranakan Ongole), di pasaran juga sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi Jawa atau Sapi Putih.
Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi Ongole (Bos Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole (SO).
Warna bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam di sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina kurang dari 450 kg.
Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole (PO) bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg.
Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir.
Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik.
Keunggulan sapi PO ini antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan kurang; Prosentase karkas dan kualitas daging baik.
4. Sapi BALI
Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali, sehingga sapi jenis ini dinamakan Sapi Bali.
Sebagai "mantan" keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk persis seperti banteng. Kaki sapi Bali jantan dan betina berwarna putih dan terdapat telau, yaitu bulu putih di bagian pantat dan bulu hitam di sepanjang punggungnya.Sapi Bali tidak berpunuk, badannya montok, dan dadanya dalam.
Sapi Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki dan pantat. Berat sapi Bali dewasa berkisar 350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna merah bata kecuali bagian kaki dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar 250 hingga 350 kg.
Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun betina berwarna merah bata. Setelah dewasa, warna bulu sapi Bali jantan berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon testosteron. Karena itu, bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan berubah menjadi merah bata.
Keunggulan sapi Bali ini antara lain : Daya tahan terhadap panas tinggi; Pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang jelek; Prosentase karkas tinggi dan kualitas daging baik; Reproduksi dapat beranak setiap tahun.
5. Sapi BRAHMAN
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India kemudian masuk ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 1849 dan berkembang pesat disana. Di Amerika Serikat, sapi Brahman ini dikembangkan, diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Sapi Brahman relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana kulit yang beragam dari yang berwarna putih, coklat sampai yang kehitaman, Brahman memiliki kualitas karkas yang bagus.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
Persentase karkasnya 45-50%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
6. Sapi BX (Brahman cross)
Sapi BX (Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/penjinakan sapi Brahmanyang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan berbagai jenis sapi lainnya, seperti sapi Shorthorn, sapi Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford, Simmental, dan sapi Limousin. Hasil silangan ini kemudian disilangkan lagi dengan sapi Brahman sehingga campuran darah dalam setiap keturunan sangat bervariasi.
Model yang diterapkan dalam pelaksanaan pengembangan sapi Brahman Cross adalah menghasilkan ternak sapi yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan terhadap iklim tropis serta tahan terhadap penyakit/hama penyebab penyakit, kutu dan tunggau.
Oleh karena itu, sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.
Warna kulit sapi ini sangat bervariasi antara lain putih abu-abu, hitam, coklat, merah, kuning, bahkan loreng seperti harimau. Pasar tradisional tertentu masih ada yang "fanatik" dengan warna kulit, sehingga dengan banyaknya variasi warna kulit sapi ini bisa memenuhi selera tiap-tiap pasar yang cenderung masih spesifik.
Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Import`si Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sumbawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi.
Dengan pemeliharaan secara intensif yaitu dengan kandang yang sesuai dan pakan yang berkualitas serta iklim yang menunjang, sapi ini sangat bagus pertumbuhannya. Average Daily Gain (ADG) Brahman Cross berkisar antara 1,0 - 1,8 kg/hari. Bahkan dalam kondisi tertentu bisa mencapai 2 kg/hari. Dibandingkan dengan sapi lokal terutama PO (Peranakan Ongole) yang ADG nya hanya berkisar 0,4 - 0,8 kg/hari tentunya sapi ini lebih menguntungkan untuk fattening (penggemukan).
Karkas Brahman Cross bervariasi antara 45% - 55% tergantung kondisi sapi saat timbang hidup dan performance tiap individunya. Pemeliharaan ideal untuk fattening adalah selama 60-70 hari untuk sapi betina, sedangkan untuk jantannya antara 80-90 hari, karena apabila digemukkan terlalu lama maka perkembangannya akan semakin lambat dan akan terjadi perlemakan dalam daging (marbling) yang hal ini di pasar lokal (RPH) tradisional kurang disukai oleh customer.
Dari berbagai keunggulan tersebut di atas, dewasa ini di Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat dan Sumatera banyak bermunculan Feedlot yang secara intensif menggemukan sapi Jenis Brahman Cross ini.
7. Sapi SIMMENTAL (METAL)
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah kaprah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman.
Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging.
Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
8. Sapi MADURA
Sapi Madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli Indonesia, pada awalnya banyak didapatkan di Pulau Madura, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh Jawa Timur.
Sapi Madura pada mulanya terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Karakteristik sapi Madura sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya bergumba
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah : Jantan maupun betinanya sama-sama berwarna merah bata; Paha belakang berwarna putih; Kaki depan berwarna merah muda; Tanduk pendek beragam, pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm; Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan antara lain mudah dipelihara; Mudah berbiak dimana saja; Tahan terhadap berbagai penyakit; Tahan terhadap pakan kualitas rendah. Dengan keunggulan tersebut, Sapi Madura banyak diminati oleh para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain. Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain.
Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini. Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai "Sapi Kerapan" yang menjadi salah satu aset pariwisata penting di Pulau Madura.
9. Sapi BRANGUS
Sapi Brangus ini adalah persilangan betina Brahman dan pejantan Aberden Angus.
Sapi Brangus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).
Ciri-ciri sapi Brangus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh, komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman.
Keunggulan sapi Brangus antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim tropis dan pakannya sederhana.
10. Sapi ABERDEEN ANGUS
Sapi Aberdeen Angus ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru, tapi awal mulanya berasal dari Skotlandia.
Ciri-ciri sapi Aberdeen Angus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek, penuh bulu, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh.
Keunggulan sapi Aberdeen Angus antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya badan cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim dan pakan tropis.
12. Sapi ANGUS
Sapi Angus merupakan sapi yang mempunyai tingkat kualitas karkas yang sangat bagus, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan merupakan keturunan dari sapi Brahman.
Sapi ini juga mempunyai tingkat produktivitas dalam berkembang biak yang sangat bagus, dimana betinanya mempunyai kemampuan yang sangat bagus untuk berkembang biak dan menyusui anaknya.
Sapi Angus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).
12. Sapi SANTA GERTRUDIS
Sapi Santa Gertrudis ini adalah hasil persilangan antara pejantan Brahman dan betina shorthorn yang di kembangkan pertama kali di King Ranch Texas Amerika serikat tahun 1943.
Sapi Santa Gertrudis ini masuk Indonesia mulai tahun 1973, bobot jantan dewasa di atas 900 kg dan betina di atas 725 kg. Sapi ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).
13. Sapi DROUGHMASTER
Sapi Droughmaster merupakan persilangan antara betina Brahman dan pejantan Shorthorn, dikembangkan di Australia dan jarang sekali kita jumpai di Indonesia.
Sapi Droughmaster ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).
14. Sapi SHORTHORN
Sapi Shorthorm ini dikembangkan di negara Inggris bagian utara. Bobot jantan dewasa di atas 1100 kg sedangkan bobot betina di atas 850 kg.
Sapi Shorthorm berwarna merah coklat tua, putih, merah coklat tua dan putih. Mempunyai bentuk puting susu yang baik dan produksi susunya pun baik. Anaknya kecil, namun akan tumbuh dengan cepat besar. Kualitas dagingnya baik.
Sapi ini sebenarnya sebagai sapi perah. Di eksport dari Inggris ke Amerika pertama kali pada tahun 1780. Disebut juga sebagai sapi jenis DURHAM.
15. Sapi BEEFMASTER
Sapi Beefmaster merupakan persilangan antara sapi Brahman, sapi Hereford, dan sapi Shorthorn yang dikembangkan pertama kali oleh Mr. Lasater.
Kombinasi antara ketiga sapi tersebut menghasilkan sapi yang superior. Sapi Beer Master ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).
16. Sapi RED ANGUS
Sapi Red Angus tidak bertanduk, sangat mudah berkembang biak, dan cepat dewasa. Kualitas dagingnya sangat baik.
Sapi Red Angus merupakan hasil kawin silang antara sapi asli di Aberdeenshire (Inggris) dengan sapi asli dari Angus (Skotlandia). Pertama di eksport ke benua lain tahun 1873.
17. Sapi CHAROLAIS
Sapi Charolais ini dikembangkan di negara Perancis, warna bulu perak dan merupakan jenis paling besar di negara tersebut, sapi ini jarang di jumpai di pasar-pasar tradisional.
Pertumbuhan badan sapi Charolais per hari mampu mencapai 1,3 kg (pada saat masa pertumbuhan).
18. Sapi FH (Friesian Holstein/Fries Holland)
Sapi Fresian (Fries) ini merupakan sapi penghasil susu paling utama di dunia. Sapi ini mempunyai produktivitas yang sangat baik.
Warna kulitnya hitam putih dengan batas jelas, ujung ekornya putih. Bila adat warna hitam di bawah tardus, tidak boleh dipotong sampai atas.
Beberapa tanda sapi-sapi sehat:
- Nafsu makan besar dan agak rakus.
- Minum teratur (kurang lebih 8 kali sehari).
- Mata jernih dan tajam, hidung bersih, memamah biak bila istirahat.
- Kotoran normal dan tidak berubah dari hari ke hari.
- Telinga sering digerakkan, kaki kuat, mulut basah.
- Temperature tubuh normal (38,5 – 39º) dan lincah.
- Jarak/siklus berahi ternak teratur.
- Sapi tenang, tidak stress
- Tidak mengeluarkan suara-suara "aneh" seperti ngorok dan lain-lain
Beberapa tanda Sapi Sakit:
- Mata suram, cekung, mengantuk, telinga terkulai.
- Nafsu makan berkurang, minumnya sedikit dan lambat.
- Kotoran sedikit, mungkin diare atau kering dan keras.
- Badan panas, detak jantung dan pernapasan tidak normal.
- Badan menyusut, berjalan sempoyongan.
- Kulit tidak elastis, bulu kusut, mulut dan hidung kering.
- Temperatur tubuh naik turun.
- Sering keluar cairan dari hidung dan mulut
- Sapi terlihat stress, tidak tenang
- Mengeluarkan suara-suara yang tidak lazim
- Jika sudah duduk susah dibangunkan
Beberapa Penyakit Sapi
Keracunan Asam Lambung (Acidosis). Keracunan asam lambung disebabkan karena dalam waktu singkatternak terlalu banyak makan konsentrat yang mengandung karbohidrat atau gula. Keracunan asam lambung akut kadang-kadang tidak terlihat, namun tanda-tanda yang dikenali adalah : menendang-nendang perut, menggesek-gesek gigi, liur yang berlebihan, sapi terlihat sangat menderita, tidak nyaman dan sering menggosok-gosokkan kepala. Keracunan yang akut dapat menyebabkan kematian yang mendadak, sempoyongan/mabuk, jatuh dan mati. Pengobatan dengan pemberian 110 g natrium bikarbonat (NaHCO3 ) pada awal pengobatan, kemudian diulang setiap 8 jam dengan dosis 60 g. pencegahan adalah : pemberian konsentrat jangan terlalu banyak.
Kembung Perut (Bloat). Kembung perut adalah keadaan rumen yang membesar akibat penimbunan gas yang tidak dapat cepat keluar, sehingga rumen tidak berfungsi normal. Tanda-tandanya adalah lambung sebelah kiri membesar/bengkak dan kencang, jika dipukul berbunyi. Pada kasus yang berat, sapi sering kencing dan buang kotoran, pernapasan berat dan sapi menderita. Penyakit ini disebabkan karena api merumput pada padang penggembalaan yang masih basah oleh embun pagi atau karena pakan yang diberikan terlalu halus dan kurang diberi hijauan. Terlalu banyak makan hijauan jenis leguminosa (kacang-kacangan) juga dapat menyebabkan kembung perut. Pengobatan diberi minum 110 g minyak nabati, minyak paraffin atau diberi obat anti bloat. Kalau sudah parah, dilakukan pemasuka selang/pipa ke dalam mulut atau penusukan dengan trokar/kanula pada perut sebelah kiri (bagian belakang rusuk yang terakhir). Pencegahan diberi tambahan hijauan sampai 15 % dari bahan kering pakan, konsentrat jangan terlalu halus dan diberi hijauan dicacah agak kasar.
Panas Badan Tinggi (Demam). Penyakit demam terjadi apabila suhu badan sapi naik, karena kurang tempat teduh, ventilasi kurang, populasi sapi terlalu padat, terlalu kepanasan di bawah terik matahari, terutama sapi-sapi yang kondisinya gemuk. Tanda-tanda sakit adalah : sapi mengeluarkan air liur dan napasnya pendek, terengah-engah dengan detak jantung yang tinggi, suhu badan tinggi mencapai 41ºC dan pernapasan menjadi sesak, dan terkesan menderita. Pelakuan yang diberikan biasanya dipindahkan ke tempat yang teduh, perlu penyemprotan dengan air mulai dari kaki dan pelan-pelan ke badan bagian atas sampai akhirnya membasahi punggung atau dengan menggunakan karung basah. Pencegahan dilakukan dengan pemberian ventilasi kandang yang baik dan jumlah sapi dalam kandang jangan terlalu padat.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit akut dan sangat menular pada sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainya, yang disebabkan oleh virus yang sangat kecil. Gejala ditandai dengan pembetukan lepuh dan kemudian erosi pada selaput lender mulut, di antara kuku, kaki dan putting susu. Wabah penyakit ini kadang-kadang terjadi akibat pemasukan hewan dari daerah lain. Penyakit ini mempunyai penularan tinggi, tetapi kematiannya rendah. Kerugian bukan disebabkan oleh kematian, tetapi karena susutnya berat badan, turunnya produksi susu, kehilangan tenaga kerja, pertumbuhan lambat. Tidakan pencegahan adalah adalah mentaati peraturan tranportasi hewan antardaerah. Mengikuti vaksinasi PMK yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Demikian Artikel Tentang Sapi,Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Sapi
2.http://www.sakadoci.com/2016/02/tips-cara-agar-sapi-makan-dengan-lahap.html
3.http://www.hewanternak.com/2015/07/mengenal-berbagai-jenis-sapi.html
4.http://www.agrobisnisinfo.com/2015/06/tips-cara-mudah-membedakan-sapi-sehat.html